Pelajaran yang Saya Dapat dari 100 Hari Bermain PES Mobile

Seperti kata orang bijak: Waktu berjalan cepat saat kau bersenang-senang

Foto: Konami

Tanggal 21 Januari 2021 kemarin adalah hari ke-100 saya bermain eFootball Pro Evolution Soccer 2021 Mobile. Seratus hari, tanpa pernah terputus, saya memainkan satu buah game secara konsisten. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

pes mobile indonesia
100/100. Foto: Dok. pribadi

Yah, sebetulnya tidak benar-benar bermain sih, karena ada kalanya juga saya hanya sekedar login untuk mengklaim hadiah harian.

Selama lebih dari tiga bulan ini, ada banyak pengalaman menarik yang saya alami. Juga, yang paling penting, pelajaran hidup. Kamu tidak salah baca: Saya mendapat pelajaran hidup dari game bola gratisan. Mobile pula.

Apa saja?

Belajar sabar

Setiap hari Kamis, pemain-pemain PES harus puasa bermain selama lima jam dari pukul 9 pagi hingga 1 siang (WIB). Ini adalah masa pemeliharaan rutin (maintenance/MT), dan semua pemain memakluminya.

Tapi, seperti kebanyakan game online, PES tidak luput dari masa pemeliharaan mendadak yang bikin jengkel—apalagi jika pengembang terus-terusan mengundur jadwal selesainya.

Ini pernah terjadi setidaknya dua kali di PES Mobile 2021, yaitu saat peluncuran dan kalau tidak salah sekitar bulan November lalu. Di kedua kasus itu, maintenance memakan waktu (jauh) lebih panjang dari jadwal. Pemain pun mesti gigit jari.

(Untungnya, Konami selaku pengembang sudah menyiapkan kompensasi atas keterlambatan mereka. Banyak pula. Saya sebagai pemain yang tidak hardcorehardcore amat malah jadi berharap MT lebih sering ngaret).

Belajar berdaya dari keterbatasan

Saya bukanlah penggemar game online multiplayer. Bukan apa-apa, saya tidak pernah pede dengan kekuatan koneksi internet di rumah. Jika dipaksakan, yang ada saya bakal mudah kalah karena latensi yang terlalu tinggi.

Karena itu, saya pun hampir secara eksklusif memainkan mode single player di PES Mobile. Menurut catatan, 842 dari 858 (lebih dari 98%) pertandingan yang saya mainkan adalah melawan komputer. Bosan? Pernah, tapi cuma sebentar.

Untuk memerangi rasa bosan, saya menetapkan batasan. Misalnya, saya tidak boleh bermain dengan pemain yang punya rating di atas 85. Di lain waktu, saya tidak boleh menggunakan pemain di bawah usia 32 tahun. (Saat ini saya sedang dalam tahap membangun tim yang berisi pemain-pemain botak).

pes mobile indonesia
Menolak Tua Tua Club. Foto: Dok. pribadi

Pemberian batasan ini memberi makna pada perjalanan saya selama 100 hari ke belakang. Apa yang tadinya cuma kegiatan rutin menjadi jauh lebih menarik karena (seolah-olah) ada tantangan untuk dikalahkan.

Belajar mengenal diri

Bermain PES Mobile selama 100 hari mampu membuat saya mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Lebih spesifiknya, kini saya bisa memastikan bahwa diri saya adalah hipster. Lebih spesifiknya lagi, hipster dalam pemilihan pemain.

Maksudnya begini, ketika semua orang sibuk mengisi timnya dengan megabintang macam Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Virgil van Dijk, saya ogah ikutan. Bukannya tidak punya (saya punya mereka semua, bahkan ada empat varian Messi di koleksi saya), saya cuma tidak mau sama.

Hipster FC. Foto: Dok. pribadi

Alih-alih para pemain besar tadi, saya lebih suka tampil beda engan memainkan Moussa Marega, Marten de Roon, dan Duván Zapata yang juga bagus tapi lebih tidak dikenal orang. Rasanya keren aja, gitu.

Belajar mengapresiasi pemain-pemain ‘asing’

Menggunakan pemain-pemain ‘gurem’ tidak hanya memuaskan panggilan jiwa saya sebagai hipster. Di saat yang sama, ia membantu saya belajar untuk membuka hati kepada pemain-pemain yang tidak saya ikuti di dunia nyata.

Sebelum bermain PES Mobile, misalnya, saya hampir tidak punya tempat untuk pemain-pemain klub rival atau klub-klub yang tidak saya sukai. Rodrigo Bentancur (Juventus) adalah pemain andalan di tim utama saya. Pun demikian dengan Mason Greenwood (Manchester United) yang tidak pernah absen saya mainkan.

Keduanya jelas bukan pemain yang signifikan dalam kehidupan saya (saya pendukung Inter dan tidak menyukai United), tapi PES mengubah itu. Meski belum bisa menyukai Bentancur (karena sepertinya pendukung Juve pun tidak menyukainya haha), saya kini mulai menyukai Greenwood.

Belajar tentang sepak bola secara umum

Tidak hanya soal para pemain dari sisi teknis, saya juga mengumpulkan banyak informasi tentang sepak bola secara lebih umum lewat PES. Nama yang paling mencolok adalah Moussa Marega, salah satu pencetak gol favorit saya di game ini.

Saya memainkan Marega tanpa tahu siapa dia. Saya tidak tahu nama depannya (selama ini saya menyebutnya McDonald), tidak pula tahu apa sejago apa dia di kehidupan nyata.

Setelah sedikit-sedikit membaca entri Wikipedia-nya, saya pun menjadi tahu bahwa Marega adalah salah satu pemain terbaik FC Porto dalam beberapa tahun terakhir. Ia pernah membawa Porto juara pada tahun 2018 sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak mereka.

Nama Marega sempat menjadi sorotan saat ia menjadi korban rasisme pada awal 2020 lalu. Di tengah sebuah pertandingan tandang, Marega menerima ejekan rasis dari suporter lawan. Jengah dengan kelakuan tersebut, Marega pun menunjukkan gestur jari tengah ke arah mereka.

Tidak cuma itu, pria asal Mali ini mengakhiri keterlibatannya di pertandingan dengan walkout. Ia mendapat banyak pujian dan dukungan, dan saya jadi punya idola baru.

Selain Marega, yang merupakan seorang pemain, PES juga mengenalkan saya pada sejumlah klub menarik. Salah satunya adalah Odense Boldklub (OB) dari Denmark. Buat saya, OB adalah klub dengan logo paling membosankan sedunia.

Sedikit fakta menarik soal OB: Ia bukan didirikan sebagai klub sepak bola, melainkan kriket. Selain itu, saya juga jadi tahu soal Boyacá Chicó, klub asal Kolombia yang tidak punya prestasi mencolok atau kisah menarik, tapi punya jersey yang keren—setidaknya untuk ukuran PES Mobile.

Foto: Publimetro.co

Demikianlah pelajaran yang saya petik selama 100 hari bermain PES Mobile. Dan tidak, saya tidak akan membuat edisi 200 hari.

Written by Dika Satrio

Suka main game saat jam kerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *