Untuk kesekian kalinya muncul riset yang mengungkapkan bahwa video game tak melulu soal dampak negatif. Kali ini, riset itu melibatkan sekelompok ilmuwan dari University College London.
Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa peluang depresi anak laki-laki yang kecanduan game di kemudian hari terbilang rendah.
Di sisi lain, anak perempuan yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial cenderung menunjukkan gejala depresi.
“Kami tidak dapat memastikan apakah bermain video game benar-benar meningkatkan kesehatan mental.
Namun, yang pasti, game tidak seberbahaya itu dan malah memiliki beberapa manfaat, terutama saat pandemi,” tutur Aaron Kandola, salah satu peneliti.
Penelitian ini melibatkan data dari 11.341 remaja laki-laki dan perempuan yang lahir di Inggris pada 2000 hingga 2002.
Pada usia 11 tahun, mereka akan mendapat pertanyaan soal berapa banyak waktu yang mereka habiskan di media sosial, bermain video game, dan menjelajahi internet lainnya.

Tiga tahun berselang, mereka menjawab pertanyaan lain mengenai gejala depresi seperti suasana hati yang buruk, kehilangan minat, dan konsentrasi yang buruk.
Semua pertanyaan itu dijalinkan dengan faktor lain semisal kondisi ekonomi, aktivitas fisik, hingga perundungan.
Hasilnya, anak laki-laki yang kecanduan game memiliki gejala depresi 24% lebih sedikit ketimbang anak laki-laki yang tidak bermain game.
Menariknya, ini berlaku terhadap anak-anak yang bahkan tidak rutin berolahraga atau aktivitas fisik sejenis.
Peneliti menyimpulkan, hal tersebut terjadi karena mereka mendapat lebih banyak kesenangan dan interaksi sosial dalam game.
Apalagi, ada beberapa aspek positif dari video game seperti pemecahan masalah, fitur sosial, kerja sama, dan hal-hal menarik lainnya.
Jadi, apakah kita harus sering bermain game?
Penelitian Kandola dan kawan-kawan sejalan dengan beberapa penelitian lain sebelumnya. Salah satunya penelitian sekelompok ilmuwan dari Oxford yang bahkan mengungkapkan pengaruh game bagi kesehatan mental.
Dalam penelitian itu mereka menemukan bahwa orang-orang yang bermain game cenderung memiliki tingkat kebahagiaan lebih baik ketimbang mereka yang tak bermain game.
Studi ini fokus pada dua game: Animal Crossing: New Horizons dan Plant vs Zombies: Battle for Neighborville.
Tim peneliti memanfaatkan data gamer secara anonim yang diperoleh dari developer kedua game tersebut.
Terdapat 3.274 gamer yang akan mereka teliti. Dari jumlah tersebut, tim peneliti akan memberikan survei yang berisi sejumlah pertanyaan menyangkut kesehatan mental.
Hasilnya?
“Jika kalian memainkan Animal Crossing selama empat jam sehari, setiap hari, kalian kemungkinan akan merasa jauh lebih bahagia daripada mereka yang tidak,” kata Andrew Przybylski, salah satu peneliti.
Meski riset berkata seperti itu, bukan berarti kita mesti rutin bermain game. Penulis senior Institut Karolinska, Mats Hallgren, mengatakan bahwa aktivitas di depan layar dan kesehatan mental adalah perkara rumit yang tidak bisa disimpulkan begitu saja.
Singkat kata, dia tak menyarankan orang-orang untuk bermain game dengan tujuan memperbaiki kesehatan mental atau hal lain sejenisnya. Terlebih, aktivitas fisik ketika berhadapan dengan layar, termasuk main game, terbilang minim.
“Meskipun riset kami menunjukkan adanya manfaat dari aktivitas di depan layar, kami harus tetap mendorong anak muda untuk aktif secara fisik dan berhenti duduk dalam waktu lama dengan aktivitas fisik ringan,” tutur Hallgren.
***
Beli top up voucher game termurah dan pengiriman cepat di itemku. Ayo, buka website itemku sekarang juga dan nikmati pengalaman top up voucher game yang lebih hemat di kantong!